≡ Menu

Review VIVO X80 PRO

VIVO X80 Pro adalah ponsel flagship dari VIVO, penerus X70 Pro yang pernah saya review di sini. Dari fisiknya, terlihat ponsel ini mewah, layarnya besar, 6.7 inci, tanpa tepi dan melengkung ke sisi, memberikan kesan layar tanpa batas.

Yang saya review kali ini adalah X80 Pro yang berwarna Cosmic Black. Di bagian belakang ponsel ini  finishing-nya halus, sedikit bertekstur, jika terkena sinar, terlihat agak sedikit berkilau .

Di bagian belakang atas, ada modul-modul kamera disusun dalam panel berbentuk lingkaran, berbeda dengan X70 yang berbentuk persegi panjang. Panel ini sedikit menonjol keluar dari body ponsel.

Empat modul lensa di ponsel ini diantaranya:

  • Modul utama dengan resolusi 50MP f/1.57 1/1.3 inci,
  • Lensa ultrawide dengan 48MP f/2.2 sensor 1/2 inci
  • Lensa standar 50mm dengan sensor 1/2.93″
  • Periscope telefoto dengan resolusi 8MP f/3.4 dan sensor 1/4.4″

Pada dasarnya, kombinasi kamera di X80 Pro ini mirip dengan X70 Pro+

Modul utama kamera ini memiliki lensa sekitar 26mm yang biasanya akan banyak digunakan. Meskipun diatas kertas memiliki sensor 50Mega pixel, tapi default di kameranya akan menghasilkan output file 12 MP, kecuali kita pilih mode resolusi tinggi. Dalam percobaan saya, lebih baik menggunakan versi default karena gambar akan lebih bebas dari pola2 artefact dan noise terutama di bagian gelap pada foto.

Karena ukuran sensor dan bukaan sensor yang besar, modul utama ini merupakan andalan untuk motret di kondisi kurang cahaya.

Modul kedua adalah modul ultrawide, yang sangat membantu saat memotret interior atau pemandangan yang sangat luas.

modul ultrawide
modul ultrawide

Modul yang ketiga merupakan favorit saya karena memiliki jarak fokal kurang lebih ekuivalen 50mm, cocok untuk berbagai jenis fotografi termasuk portrait. Di VIVO X80 Pro ini, modul 2x ini juga mendapatkan tambahan gimbal stabilizer yang membantu saat merekam video.

Kiri: 5x zoom, Kanan: 60x zoom
20x zoom

Sayangnya, modul standard ini memiliki sensor yang sedang -sedang saja yaitu 1/2.9inci, namun ketolong  dengan bukaan cukup besar, yaitu f/1.9. Sehingga detail foto agak kurang saat memotret di kondisi gelap. Harapan saya adalah modul ini sensornya dibuatkan lebih besar sehingga detail foto lebih baik lagi.

Modul yang terakhir adalah lensa telefoto dengan teknologi periscope zoom 5x, atau setara dengan kurang lebih 125mm. Saat menggunakan lensa ini kita bisa perbesar lagi ke 60x, tapi kualitas foto akan sangat berkurang. Modul ini cocok digunakan untuk foto subjek yang sangat jauh.

Menurut pengamatan saya, banyak ponsel pintar zaman sekarang yang menggunakan kombinasi empat modul lensa seperti X80, dan sekilas memang sudah cukup untuk kebutuhan foto-video sehari-hari atau saat traveling.

Hasil foto dari berbagai modul terlihat bagus di layar, tapi saat di monitor ukuran besar, dan kalau kita perbesar ke 1:1 maka terlihat kualitas detail yang tertangkap tidak seperti sistem kamera dengan sensor besar.

Untuk videonya VIVO X80 kamera utama ini bisa merekam sampai dengan 8K, 4K@30/60fps, 1080p@30/60fps, gyro-EIS. Yang baru di X80 adalah modul 2X (50mm)-nya memiliki  gimbal OIS, yang membantu menstabilkan saat motret atau merekam video tanpa gimbal atau tripod.

Secara software, sekarang ada pilihan normal look dan ZEISS look. Perbedaannya kadang gak terlalu signifikan. Kalau kita bandingkan dengan teliti, mode ZEISS itu, saturasi warna dan kontrasnya lebih rendah daripada mode biasa.

Kiri: Mode warna biasa, Kanan: Mode warna ZEISS

Saya senang ada pilihan semacam ini karena terkadang tidak semua subjek cocok dengan warna dan kontras yang tinggi. 

Seperti ponsel pendahulunya, untuk foto portrait ada pilihan berbagai simulasi bokeh ala lensa-lensa Zeiss,

  • Biotar yang bokehnya swirly seperti berputar
  • Sonnar yang bentuknya bulat dan mulus
  • Planar yang bokehnya memiliki ring/outline
  • Distagon yang bentuk bokehnya bersegi
  • dan yang baru adalah Cinematic. yang bentuk bokehnya seperti hasil  lensa anamorphic, bokehnya berbentuk lonjong.
Kiri: Bokeh biasa, Kanan: Biotar
Kiri: Sonnar, Kanan: Planar
Distagon
Cinematic bokeh (seperti hasil dengan lensa anamorphic)

Dalam pengujian, hasil rendering bokehnya menarik perhatian, hanya saja di kondisi cahaya yang kompleks, seperti ada backlight atau background-nya agak rumit, bisa jadi seleksi subjeknya tidak begitu rapi terutama di bagian yang tidak merata seperti bagian rambut.

Setelah mencoba memotret dan memproses gambar, kamera terasa agak hangat. Ya masuk akal karena proses simulasi bokeh ini membutuhkan banyak tenaga processor.

Untuk foto malam, kamera perlu waktu kurang lebih 2 detik, dan jika subjek yang dipotret tidak bergerak, hasilnya akan terlihat lebih detail, terutama di bagian gelap pada foto.

Secara keseluruhan, kamera di ponsel VIVO X80 ini mirip dengan pendahulunya, perubahan yang lebih banyak yaitu dari segi software. Selain itu desain body dan layar sangat besar dan berkualitas memberikan kesan yang lebih mewah daripada seri sebelumnya.

Saksikan juga review Vivo X80 Pro di YouTube infofotografi

About the author: Enche Tjin adalah pendiri Infofotografi, seorang fotografer, instruktur fotografi, penulis buku dan tour photography organizer. Saat ini, ia bertempat tinggal di Jakarta. Temui Enche di Instagram: enchetjin

{ 2 comments… add one }
  • Yoga September 23, 2022, 12:15 pm

    Vivo X70 yg dulu direview kirim buat saya aja koh.. bosen saya pake Xiaomi 5a yg layarnya remuk bin pecah… 😀

    • Enche Tjin September 23, 2022, 9:13 pm

      Haha, sayangnya hampir semua ponsel yg saya review cuma pinjaman. Nice try! 🙂

Leave a Comment